Jenis-Jenis Penyakit Ginjal

Jenis-Jenis Penyakit Ginjal

Jenis-Jenis Penyakit Ginjal

Jenis-Jenis Penyakit Ginjal Ada berbagai jenis penyakit pada ginjal yang perlu di waspadai. Pasalnya, bila tidak di tangani atau terlambat mendapatkan penanganan, kondisi ini bisa semakin parah. Mengingat bahwa fungsi ginjal pada tubuh sangat vital, maka kesehatan organ yang satu ini penting untuk di jaga. Lantas, apa saja macam-macam penyakit pada ginjal yang perlu di waspadai? Mari simak pembahasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Jenis-Jenis Penyakit pada Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Ginjal adalah salah satu organ vital di dalam tubuh manusia yang berfungsi menyaring darah dan kemudian mengeluarkannya dalam bentuk urine. Di samping itu, ginjal juga berperan dalam mengatur produksi sel darah merah, menjaga kekuatan tulang, serta mengontrol tekanan darah, pH darah, dan kadar elektrolit agar tetap stabil.

Mainkan sekarang juga: Slot bet 100 rupiah gacor

Penyakit pada ginjal dapat menyebabkan fungsi ginjal terganggu, sehingga zat-zat berbahaya yang seharusnya di saring justru menumpuk di dalam tubuh. Berikut adalah uraian mengenai jenis-jenis penyakit ginjal yang perlu di waspadai.

1. Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal (pyelonephritis) adalah gangguan pada ginjal yang sering kali terjadi akibat infeksi bakteri yang mulanya berasal dari kandung kemih atau saluran kemih. Perpindahan bakteri menuju ginjal dapat terjadi bila ada sumbatan pada saluran kemih atau infeksi saluran kemih yang tidak diobati.

Gejala utama infeksi ginjal adalah rasa nyeri pada pinggang atau punggung. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami demam, lemas, mual, nyeri saat buang air kecil, dan urine berdarah atau bernanah.

2. Batu Ginjal

Salah satu jenis penyakit pada ginjal yang paling sering terjadi adalah batu ginjal. Munculnya batu di dalam ginjal di sebabkan oleh tumpukan zat tertentu yang memicu endapan, hingga membentuk gumpalan keras seperti batu atau kristal. Zat-zat tersebut biasanya berupa asam urat, kalsium, dan oksalat.

Bila batu berukuran kecil, penderita biasanya tidak mengeluhkan gejala apa pun. Gejala baru terasa jika ukuran batu ginjal sudah membesar dan melukai dinding saluran kemih atau menyumbat saluran kemih. Gejala yang muncul berupa nyeri saat buang air kecil dan perubahan warna urine menjadi gelap (terkadang seperti teh).

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit batu ginjal adalah riwayat batu ginjal pada keluarga, kurang minum air putih, terlalu sering mengonsumsi makanan yang asin dan manis, serta mempunyai riwayat penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih (ISK).

3. Gagal Ginjal Kronis dan Akut

Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal mengalami penurunan secara bertahap, umumnya berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Kondisi ini sering kali di picu oleh penyakit tertentu, seperti diabetes tipe 1 dan 2, hipertensi (tekanan darah tinggi), infeksi ginjal, serta penyakit autoimun.

Sementara itu, gagal ginjal akut adalah gagal ginjal yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini biasanya di sebabkan oleh dehidrasi berat, sepsis, perdarahan hebat, cedera pada ginjal, atau akibat sumbatan pada saluran kemih yang menyebabkan cairan mengalir kembali ke ginjal.

Adapun beberapa gejala gagal ginjal kronis adalah pembengkakan di kaki, sesak napas, lemas, pucat, gatal-gatal, mual, kram otot, hilangnya nafsu makan, dan sulit tidur. Sedangkan, gejala umum gagal ginjal akut, di antaranya pembengkakan di kaki, lebih jarang buang air kecil, sesak napas, pingsan, hingga kejang.

Baca juga: 9 Tanda-Tanda Hamil

4. Nefropati Diabetik

Nefropati diabetik adalah penyakit pada ginjal yang merupakan salah satu komplikasi diabetes. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol dalam jangka panjang. Nefropati diabetik dapat memicu gejala berupa pembengkakan (edema) pada tungkai, lengan, dan wajah, penurunan berat badan, serta urine berbusa, gatal-gatal, dan tubuh terasa lemas.

Penyakit ini umumnya tidak dapat di sembuhkan, namun dokter dapat melakukan perawatan agar gejalanya tidak semakin parah serta mencegah timbulnya komplikasi lain. Dokter biasanya menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat pengontrol tekanan darah dan gula darah, diet rendah garam, serta terapi cuci darah atau hemodialisis bila di perlukan.

5. Tumor Ginjal

Jenis penyakit pada ginjal berikutnya adalah tumor ginjal. Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal di dalam ginjal yang memicu timbulnya benjolan. Tumor yang berukuran kecil umumnya bersifat jinak. Sedangkan, tumor yang berukuran besar sering kali bersifat ganas dan bisa berkembang menjadi kanker ginjal.

Hingga kini, belum di ketahui secara pasti apa penyebab tumor ginjal. Akan tetapi, terdapat sejumlah faktor yang di duga bisa meningkatkan risiko munculnya tumor pada ginjal, seperti riwayat tumor ginjal pada keluarga, pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok dan minum alkohol, hingga terdapat riwayat penyakit pada ginjal.

6. Sindrom Nefritik

Sindrom nefritik merupakan penyakit pada ginjal yang di sebabkan oleh peradangan di glomerulus (bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah) akibat infeksi, gangguan autoimun, atau kelainan genetik. Beberapa gejala sindrom nefritik, di antaranya demam, tekanan darah tinggi, nyeri perut, urine berdarah (hematuria), serta edema (bengkak) pada kaki, lengan, dan mata akibat penumpukan cairan.

7. Sindrom Nefrotik

Berbeda dengan sindrom nefritik yang di sebabkan oleh adanya peradangan pada glomerulus, sindrom nefrotik terjadi akibat adanya kebocoran pada glomerulus. Akibatnya, terdapat banyak protein di dalam urine. Kondisi ini sering di kaitkan dengan beberapa penyakit, seperti lupus, infeksi, dan diabetes. Adapun beberapa gejala yang dapat di sebabkan oleh penyakit ini adalah edema (bengkak) pada  mata, lengan, dan kaki, urine berbusa, serta kehilangan nafsu makan.

8. Penyakit Ginjal Polikistik

Penyakit ginjal polikistik adalah penyakit pada ginjal yang berkembang secara perlahan dan dalam waktu yang lama. Kondisi ini di tandai dengan munculnya banyak kista di dalam ginjal, sehingga mengubah ukuran dan fungsi ginjal. Penyakit ginjal ini umumnya di sebabkan oleh kelainan genetik atau cacat pada gen yang di turunkan dari orang tua.

9 Tanda-Tanda Hamil

9 Tanda-Tanda Hamil

9 Tanda-Tanda Hamil

9 Tanda-Tanda Hamil Seorang wanita kadang tidak menyadari kehamilan yang sedang berlangsung di dalam rahimnya, terutama bagi yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal ini di sebabkan oleh kemiripan tanda-tanda hamil dengan tanda menstruasi, seperti kram perut, mood swing, atau nyeri pada payudara. Bahkan, ada beberapa tanda-tanda hamil yang sering kali tidak di sadari oleh sebagian wanita.

Lalu, apa sajakah tanda-tanda hamil yang membedakannya dari tanda-tanda menstruasi? Mari kita simak penjelasan lebih lanjut dalam ulasan 9 Tanda-Tanda Hamil berikut ini.

Tanda-Tanda Hamil yang Penting Di ketahui

Selain dapat di ketahui dari alat tes kehamilan seperti test pack, ciri-ciri hamil juga dapat di perhatikan dari perubahan fisik hingga suasana hati. Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Terlambat Menstruasi

Tanda awal kehamilan yang paling umum adalah terlambatnya siklus menstruasi. Ketika terdapat janin di dalam rahim, tubuh akan memproduksi hormon HCG untuk menjaga kehamilan. Di mana, hormon tersebut juga berfungsi menghentikan menstruasi setiap bulannya.

Menstruasi umumnya akan berhenti di empat minggu setelah terjadinya pembuahan. Namun, perlu di ketahui bahwa terlambatnya skilus menstruasi juga bisa di karenakan oleh faktor hormonal.

Baca juga: 8 Kandungan Gizi Penting

2. Perubahan Payudara

Tak hanya menandakan kehamilan, perubahan payudara pada wanita juga bisa terjadi ketika menjelang menstruasi. Akan tetapi, perubahan payudara pada ibu hamil akan terasa lebih kencang, nyeri, sensitif dan terasa tidak nyaman. Selain itu, puting payudara akan cenderung memerah, menonjol, dan areola menjadi lebih gelap.

Perubahan payudara pada ibu hamil di sebabkan oleh peningkatan jumlah hormon progesteron dan estrogen. Di samping itu, hormon kehamilan juga akan meningkatkan aliran darah pada area puting untuk mempersiapkan ASI, sehingga biasanya terlihat garis-garis urat di sekitar puting susu.

3. Muncul Flek Darah dan Kram Perut

Apabila keluar flek darah beberapa hari setelah terjadinya pembuahan, maka hal tersebut bisa menjadi salah satu tanda-tanda hamil. Pasalnya, sel telur yang di buahi akan berkembang menjadi janin dan menempel pada rahim. Proses penempelan tersebut dapat merusak beberapa pembuluh darah di rahim, sehingga menyebabkan perdarahan ringan (flek).

Tanda-tanda ini biasanya muncul dalam 6–12 hari setelah pembuahan. Flek tersebut umumnya berwarna merah muda, coklat, atau menyerupai darah menstruasi namun dengan volume yang lebih sedikit (sekitar 1–2 tetes).

Selain perdarahan ringan, tanda-tanda hamil muda biasanya juga di sertai dengan kram perut. Kram ini umumnya tidak terlalu sakit, sehingga sering di samakan dengan kram menjelang menstruasi. Jika tak menyadari dirinya hamil, beberapa tanda ini mungkin akan membuat ibu mengira bahwa ia sedang menstruasi.

4. Mual dan Kelelahan

Tanda-tanda hamil yang juga umum di rasakan adalah mual atau morning sickness. Mual ini dapat di sertai dengan muntah ataupun tidak. Meski seringnya terjadi di pagi hari, tak menutup kemungkinan mual juga terjadi pada sore atau malam hari. Tanda kehamilan ini biasanya terjadi pada trimester pertama, namun bisa berlangsung hingga menjelang kelahiran.

Selain mual, ibu hamil biasanya juga menjadi lebih cepat lelah. Hal ini di sebabkan oleh peningkatan hormon progesteron yang dapat memicu rasa kantuk dan kelelahan meski tidak melakukan aktivitas berlebihan. Kondisi tersebut juga bisa terjadi karena energi tubuh terpakai untuk mempersiapkan kehamilan, misalnya memproduksi lebih banyak sel darah merah.

5. Mood Swing

Mood swing atau perubahan suasana hati adalah salah satu tanda-tanda hamil yang jarang di ketahui oleh wanita. Perubahan hormon akan membuat ibu yang sedang hamil muda menjadi rentan marah karena suasana hatinya tidak stabil dan mudah berubah.

6. Sering Buang Air Kecil

Sering buang air kecil juga menjadi salah satu tanda-tanda hamil muda yang tidak di sadari. Biasanya, gejala ini muncul pada 6–8 minggu setelah sel telur di buahi. Sering buang air kecil pada awal kehamilan di akibatkan oleh tingginya hormon HCG, yang mana hormon ini dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke ginjal sehingga produksi urine meningkat.

Di samping itu, perubahan hormon juga dapat menyebabkan kandung kemih menjadi lebih sensitif sehingga sulit menahan buang air kecil. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ibu juga akan mengalami peningkatan intensitas buang air kecil karena ukuran rahim yang semakin membesar akan menekan kandung kemih.

7. Nyeri Kepala dan Punggung

Tanda-tanda hamil yang tidak di sadari namun sering di alami oleh wanita hamil adalah nyeri kepala dan punggung. Nyeri kepala terjadi karena peningkatan aliran darah dan hormon secara tiba-tiba. Di mana tubuh ibu hamil akan menampung tambahan darah sebanyak 50% saat sedang mengandung.

Lokasi nyeri punggung umumnya berpusat di bagian bawah punggung. Nyeri ini tergantung dari usia kehamilan dan tidak ada hubungannya dengan sembelit, perut kembung, atau kram implantasi. Untuk mengatasinya, ibu di sarankan menerapkan posisi tidur yang baik saat hamil agar tidak memperparah kondisi.

8. Indra Penciuman Lebih Sensitif

Menurut jurnal Frontiers in Psychology, “Pregnancy and Olfaction”, pada sejumlah kasus, sensitivitas hidung dalam mencium bau akan meningkat drastis ketika wanita sedang hamil. Biasanya, ketika mencium bau tertentu, ibu yang sedang hamil muda akan merasakan tanda-tanda hamil lainnya, seperti mual, pusing, atau perubahan suasana hati. Hal ini mungkin juga akan berpengaruh pada selera makan.

9. Suhu Tubuh Meningkat

Tanda-tanda hamil yang jarang di ketahui adalah peningkatan suhu tubuh internal saat bangun pagi. Pasalnya, suhu tubuh basal akan meningkatkan setelah ovulasi karena peningkatan progesteron. Tanda kehamilan ini biasanya berlangsung selama 18 hari.

Apabila ibu merasakan tanda-tanda hamil seperti yang sudah di paparkan di atas, Anda dapat mencoba melakukan tes kehamilan menggunakan test pack atau langsung mengunjungi dokter kandungan Hospitals terdekat untuk mendapatkan hasil yang akurat.

8 Kandungan Gizi Penting

8 Kandungan Gizi Pentingac

8 Kandungan Gizi Penting untuk Hidup Sehat

8 Kandungan Gizi Penting untuk Hidup Sehat Pola dan gaya hidup modern cukup berpengaruh terhadap perubahan pola makan yang di konsumsi sehari-hari. Makanan cepat saji cenderung lebih di sukai karena di anggap lebih praktis saat di masak dan di konsumsi. Pada hakikatnya, tidak semua makanan cepat saji memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh karena mengandung kadar lemak berlebih yang cukup tinggi, serta tambahan bahan campuran makanan seperti pengenyal makanan, pewarna makanan, hingga bahan pengawet yang berbahaya apabila di komsumsi terlalu sering dan berlebihan.

Mengonsumsi makanan bergizi erat kaitannya dengan hidup sehat. Karena pola makan yang tepat dapat menunjang tercapainya berat badan yang ideal juga mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, kardiovaskular dan jenis kanker lainnya. Mengonsumsi makanan bergizi tak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga dapat mempengarusi suasana hati. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung berbagai macam nutrisi yang di butuhkan oleh tubuh. Tubuh manusia membutuhkan bermacam nutrisi untuk menjaga tubuh tetap sehat dan pertumbuhan yang agar dapat berjalan dengan optimal.

Makanan Sehat dan Bergizi

Kriteria makanan sehat dan bergizi yaitu makanan yang memiliki nilai gizi seimbang dan mengandung nilai gizi esensial tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak,kalsium, serat dan air. Pola makanan yang sehat tidak perlu menghilangkan makanan yang di sukai ataupun makanan tertentu dari program diet. Tetapi hanya perlu memilih opsi paling sehat dari setiap kategori, karena sejatinya itu semua di butuhkan oleh tubuh. Berikut kriteria 8 Kandungan Gizi Penting:

Kriteria Makanan Sehat

1.Karbohidrat

Kandungan karbohidrat bisa kita dapatkan dari beragam jenis makanan, seperti halnya kentang, ubi, gandum, beras merah dan jagung. Asupan karbohidrat harus di perhatikan karena 60 persen dari asupan kalori adalah karbohidrat yang juga merupakan sumber energi utama tubuh manusia.

Baca juga: Mengenal Apa Long COVID

2.Protein

Tubuh manusia membutuhkan asupan protein 10-15% dari asupan protein harian. Sumber protein yang dapat di konsumsi cukup beragam, baik protein nabati ataupun protein hewani. Asupan protein bisa di dapat dari mengonsumsi telur, ikan, daging ayam, bebek, gandum, kacang almond dan kacang kedelai. Protein yang masuk ke dalam tubuh akan di proses menjadi asam amino yang berfungsi membangun otot, organ tubuh, kulit dan rambut. Disisi lain, fungsi hormon juga diatur oleh protein.

3.Lemak

Lemak terbagi menjadi dua, yaitu lemak jenuh yang bisa di dapat dari mengonsumsi daging, minyak kelapa dan susu, lalu lemak tak jenuh bisa di dapat dari mengonsumsi ikan, alpukat, dan kacang-kacangan. Pada hakikatnya lemak adalah sumber energi yang baik dan di butuhkan untuk kesehatan tubuh. Akan tetapi, lemak harus di konsumsi dengan jumlah yang cukup dan tidak berlebihan agar tidak terjadi obesitas. Obesitas terjadi karena adanya penambahan kalori yang berlebih ke dalam tubuh.

4.Vitamin

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin sangatlah di butuhkan. Vitamin pun sangat beragam dan bisa di dapatkan dari setiap makanan yang di konsumsi setiap hari. Vitamin merupakan kandungan penting yang terdapat dalam makanan, akan tetapi bisa saja hilang apabila di masak terlalu lama. Hal ini harus di perhatikan, karena vitamin memegang peran penting dalam menjaga kesehatan badan. Maka dari itu, untuk mencegah hilangnya kandungan vitamin, pilihlah makanan yang mudah diolah dengan cara dikukus, direbus atau ditumis seperti wortel, minyak ikan, bayam, brokoli, jeruk, alpukat, kacang panjang, daging sapi, dan ayam.

5.Kalsium

Asupan kalsium yang tidak memadai dapat menyebabkan osteoporosis. Tidak hanya itu, tetapi juga dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan insomnia. Keju, yogurt, almond, dan tahu adalah makanan yang mengandung kalsium.

6.Mineral

Mineral adalah zat yang di temukan di tanah dan dicerna dari makanan. Oleh karena itu, kita dapat mengekstrak mineral dari sumber tumbuhan dan hewan. Untuk meraih asupan mineral dari makanan bisa didapat dengan mencoba sayuran hijau, alpukat, kacang brazil, sarden, udang merah, dan kalkun. Kandungan mineral yang harus ada dalam tubuh, seperti zat besi, seng, kalsium, selenium, klorida, kalium, yodium, magnesium dan tembaga.

7.Serat

Makan makanan berserat tinggi seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Selain itu, makanan yang mengandung serat tidak hanya baik untuk kulit, tetapi juga membantu menurunkan berat badan.

8.Air

Air adalah bagian penting dari makanan sehat dan bergizi. Hal ini di sebabkan karena tubuh manusia terdiri dari 60% air, maka manusia perlu memenuhi kebutuhan air hariannya dengan meminum 44.448 gelas air atau setara dengan 2 liter air setiap hari. Kekurangan minum air dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti batu ginjal dan sembelit. Manfaat air bagi tubuh adalah membantu menyerap, mencerna, mengeluarkan, mendistribusikan nutrisi ke tubuh dan mengatur suhu tubuh.

Mengenal Apa Long COVID

Mengenal Apa Long COVID

Mengenal Apa Long COVID, Penyebab, dan Pengobatannya

Mengenal Apa Long COVID adalah suatu sindrom yang terjadi ketika seseorang tetap mengalami gejala COVID-19 selama lebih dari 4 minggu atau berbulan-bulan setelah munculnya gejala akut. Terkadang, gejala kondisi ini dapat membaik dengan sendirinya, lalu muncul kembali secara berulang.

Mari pahami lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, hingga cara mengatasi long COVID melalui ulasan berikut ini.

Apa itu Long COVID?

Kebanyakan kasus infeksi COVID-19 dapat sembuh dan mereda selama beberapa minggu. Namun, beberapa penderita mungkin akan tetap memiliki keluhan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, setidaknya pada 4 minggu setelah gejala awal muncul. Kondisi ini dikenal dengan istilah long COVID.

Long COVID adalah sindrom atau sekumpulan gejala yang muncul setelah mengalami COVID-19 akut. Beberapa istilah lain dari long COVID adalah post-COVID conditions, long-haul COVID, post-acute COVID-19, long-term effects of COVID, dan chronic COVID.

Berdasarkan durasinya, gejala long COVID bisa muncul dalam dua fase yaitu akut jika gejala menetap antara 3–12 minggu dan kronis jika gejala menetap lebih dari 12 minggu. Gejala long COVID dapat muncul setelah pulih atau kelanjutan dari penyakit awal.

Baca juga: Penyebab Alergi Susu Sapi

Penyebab Long COVID

Belum diketahui secara pasti apa penyebab long COVID. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini berkaitan dengan daya tahan tubuh yang lemah. Selain itu, sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami long COVID adalah sebagai berikut:

  • Lansia.
  • Berjenis kelamin perempuan.
  • Penderita penyakit komorbiditas, seperti diabetes, obesitas, penyakit ginjal kronis, penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit liver kronis, atau penerima transplantasi organ.
  • Memiliki riwayat gangguan mental, seperti gangguan cemas atau depresi.
  • Belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.
  • Pernah terinfeksi COVID-19 secara berulang.
  • Pernah menderita COVID-19 yang parah dan membutuhkan perawatan di ICU serta memerlukan alat bantu napas.
  • Memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya.

Gejala Long COVID

Long COVID dapat menimbulkan berbagai gejala baru, berulang, atau berkelanjutan yang terjadi selama lebih dari 4 minggu setelah terinfeksi COVID-19. Bagi sebagian orang, long COVID dapat berlangsung hingga berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun dan terkadang dapat mengakibatkan kecacatan.

Secara umum, gejala long COVID dapat berhubungan dengan beberapa sistem di dalam tubuh, seperti sistem pernapasan, saraf, jantung dan pembuluh darah, serta saluran pencernaan. Penelitian yang di lakukan oleh Kedokteran UI dan Rumah Sakit Persahabatan pada Maret 2021 menunjukkan bahwa tiga gejala yang paling umum dialami penderita long COVID adalah kelelahan, batuk, dan nyeri otot.

Adapun beberapa gejala yang kerap dialami oleh penderita long COVID adalah sebagai berikut:

Gejala umum:

  • Kelelahan dan lemas yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. Gejala ini merupakan yang paling sering di keluhkan oleh penderita long COVID dan bisa berlangsung selama 3 bulan hingga 2 tahun.
  • Gejala yang memburuk setelah melakukan aktivitas fisik atau mental (juga di kenal sebagai “post-exertional malaise”).
  • Demam.

Gejala pada sistem pernapasan dan jantung:

  • Sesak napas.
  • Batuk.
  • Nyeri dada.
  • Jantung berdebar (palpitasi).

Pada sistem saraf (neurologis):

  • Gangguan kognitif yang membuat penderitanya kesulitan berpikir dan berkonsentrasi (di kenal sebagai brain fog).
  • Nyeri kepala.
  • Pusing saat sedang berdiri.
  • Perubahan pada indra pembau dan perasa.
  • Depresi.
  • Kesemutan.
  • Sulit tidur (insomnia).

Sistem pencernaan (digestif):

  • Sakit perut.
  • Diare.

Lainnya:

  • Muncul ruam merah pada kulit.
  • Perubahan siklus menstruasi.

Diagnosis Long COVID

Saat ini, tidak ada prosedur pemeriksaan yang pasti untuk menegakkan diagnosis long COVID. Pemeriksaan darah, rontgen dada, dan elektrokardiogram mungkin akan menunjukkan hasil normal meskipun seseorang memiliki gejala yang serius.

Untuk mendiagnosis long COVID, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan mengumpulkan informasi tentang riwayat infeksi COVID. Beberapa penderita mungkin tidak dapat membuktikan bahwa mereka pernah mengidap virus tersebut, baik karena tidak pernah melakukan pemeriksaan ataupun tidak sadar jika sedang atau pernah terkena infeksi COVID.

Namun, dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang sesuai dengan keluhan yang dialami, seperti:

  • Pemeriksaan laboratorium, terdiri dari tes darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, C-reactive protein (CRP), fibrinogen, D-dimer, dan troponin.
  • Pemeriksaan radiografi, seperti CT scan paru jika pasien mengalami keluhan yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Dokter juga dapat melakukan CT scan atau MRI sistem saraf bila pasien mengalami gejala yang terkait dengan gangguan saraf.
  • Elektrokardiogram (EKG) dan USG jantung (ekokardiografi) jika pasien mengeluhkan gejala yang terkait dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.

Pengobatan Long COVID

Pengobatan long COVID dapat di lakukan sesuai dengan bagian tubuh yang terdampak serta kondisi pasien secara keseluruhan. Namun, secara umum, beberapa metode yang dapat di lakukan dokter untuk menangani long COVID adalah sebagai berikut:

  • Pemberian obat analgesik, seperti parasetamol untuk membantu meredakan nyeri kepala, nyeri sendi, atau nyeri otot.
  • Injeksi steroid untuk membantu meredakan peradangan dan mengoptimalkan proses pemulihan.
  • Pemberian obat golongan beta-blocker untuk mengatur irama jantung dan fludrocortisone untuk mengendalikan tekanan darah.
  • Psikoterapi dan pemberian obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan anticemas jika long COVID menyebabkan gangguan kesehatan mental.
  • Pemberian antivirus, seperti nirmatrelvir atau ritonavir.

Selain itu, dokter juga dapat mengarahkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur yang cukup, berhenti merokok, dan menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan guna mengoptimalkan proses pemulihan.

Pasien juga akan di ajarkan untuk melakukan pemantauan kondisi tubuh secara mandiri, seperti memeriksa kadar oksigen darah menggunakan pulse oximeter, memantau tekanan darah, dan kadar gula darah secara rutin.

Pencegahan Long COVID

Cara terbaik untuk mencegah long COVID adalah dengan melindungi diri sendiri dan orang lain agar tidak terinfeksi. CDC (Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19, melakukan tes COVID-19 jika di perlukan, dan mencari pengobatan untuk COVID-19 jika terinfeksi.

Selain itu, terdapat langkah-langkah pencegahan tambahan yang bisa di lakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya long COVID, seperti menghindari kontak dekat dengan orang-orang yang terkonfirmasi atau di duga mengidap penyakit COVID-19, serta rutin mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tertular COVID-19 setelah vaksinasi lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami long COVID di bandingkan dengan orang yang tidak di vaksinasi.

Pada dasarnya, long COVID adalah kondisi yang perlu di tangani dengan tepat agar tidak memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Maka dari itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Telekonsultasi jika Anda mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi tersebut.

Penyebab Alergi Susu Sapi

Penyebab Alergi Susu Sapi

Penyebab Alergi Susu Sapi

Penyebab Alergi Susu Sapi adalah jenis alergi yang cukup umum terjadi, terutama pada anak-anak. Penderita kondisi ini biasanya langsung memunculkan reaksi alergi setelah mengonsumsi susu sapi, seperti gatal-gatal, muntah, suara pernapasan mengi, hingga masalah pencernaan.

Pada kasus yang parah, alergi susu sapi dapat menyebabkan kondisi syok anafilaksis yang dapat mengancam nyawa penderitanya. Mari pelajari lebih lanjut tentang alergi susu sapi melalui artikel di bawah ini.

Mengenal Alergi Susu Sapi

Alergi susu sapi adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap kandungan protein dalam susu sapi. Maupun produk olahan susu sapi. Gejala alergi ini biasanya terdeteksi saat bayi masih berusia di bawah 6 bulan dan dapat membaik setelah anak berusia sekitar 6 tahun.

Perlu diketahui bahwa alergi susu berbeda dengan intoleransi laktosa. Alergi susu melibatkan sistem imun sebagai faktor pemicunya, sementara intoleransi laktosa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem pencernaan sehingga usus tidak bisa mencerna laktosa dan kondisi ini tidak melibatkan sistem imun.

Penyebab Alergi Susu Sapi

Seperti yang sudah dijelaskan, alergi susu sapi terjadi ketika sistem imun tubuh memberikan reaksi berlebihan terhadap kandungan protein dalam susu sapi. Hal ini merangsang tubuh untuk melepaskan histamin dan zat kimia lain yang dapat memicu gejala alergi.

Penderita alergi susu sapi diketahui memiliki sensitivitas tinggi terhadap salah satu atau dua protein yang terkandung di dalam susu sapi, yaitu protein kasein dan protein whey. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe 1 (salah satu jenis tipe reaksi alergi) yang diperantarai oleh IgE. Namun, tidak menutup kemungkinan juga diakibatkan oleh reaksi imunologis nonIgE.

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki alergi terhadap susu sapi adalah sebagai berikut:

  • Sistem pencernaan bayi yang belum berfungsi dengan baik.
  • Riwayat alergi pada orang tua, seperti asma atau eksim dan alergi terhadap susu.
  • Dermatitis atopik pada anak (anak yang memiliki riwayat atau menderita dermatitis atopik lebih berisiko memiliki alergi susu sapi).
  • Riwayat alergi pada jenis minuman atau makanan lainnya.

Gejala Alergi Susu Sapi

Gejala alergi susu bisa berbeda-beda pada setiap penderita. Pada bayi, gejala dapat muncul pertama kali di usia 1 bulan (biasanya di bawah usia 6 bulan). Gejala ini dapat muncul dalam satu jam (reaksi cepat) atau setelah satu jam (reaksi lambat) sesudah mengonsumsi protein susu sapi. Sejumlah gejala yang umumnya di timbulkan adalah sebagai berikut:

  • Bibir atau mulut gatal-gatal.
  • Bentol (urtikaria) dan ruam di tubuh.
  • Batuk dan napas pendek.
  • Bibir atau lidah bengkak.
  • Mata berair.
  • Muntah.
  • Diare, terkadang di sertai darah.
  • Gagal tumbuh.
  • Hidung gatal dan berair.
  • Sesak napas dan mengi.
  • Perut kram dan kembung (kolik pada bayi).

Beberapa gejala tersebut bisa muncul dalam waktu beberapa menit atau jam setelah mengonsumsi susu sapi. Namun, untuk diare, eksim, sesak napas, hingga asma bisa muncul beberapa hari setelah minum susu sapi.

Selain itu, alergi susu sapi juga dapat memicu reaksi alergi parah (anafilaksis) yang di tandai dengan sesak napas, jantung berdebar, tekanan darah menurun, dan penurunan kesadaran. Kondisi ini dapat membahayakan nyawa sehingga membutuhkan pertolongan medis dengan cepat.

Diagnosis Alergi Susu Sapi

Dalam menegakkan diagnosis terhadap alergi susu sapi, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat kesehatan keluarganya. Di lanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai reaksi alergi yang muncul.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan uji IgE spesifik jika di perlukan. Pemeriksaan ini di lakukan dengan uji tusuk kulit (skin prick test), patch test, atau uji serum spesifik IgE. Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan pasien untuk melakukan uji eliminasi dan provokasi makanan (uji coba konsumsi makanan jenis tertentu yang di curigai sebagai penyebab reaksi alergi).

Baca juga: 8 Manfaat Air Kelapa

Pengobatan Alergi Susu Sapi

Pengobatan yang dapat di lakukan untuk alergi susu sapi adalah dengan menghindari susu sapi tersebut dan segala produk olahannya, namun tetap perlu di imbangi dengan memberikan nutrisi seimbang yang sesuai untuk tumbuh kembang bayi atau anak.

Bagi bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi, ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif sembari menghindari makanan atau minuman yang mengandung protein dari susu sapi dan produk turunannya dalam menu harian. Dalam upaya memenuhi nutrisi bayi, ibu dapat mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D.

Selain itu, hindari menggaruk area kulit yang terdapat ruam dan kemerahan akibat reaksi alergi. Alih-alih menggaruknya, berikan kompres dingin pada area kulit yang terdampak untuk mengurangi rasa gatal.

Jika penderita mengalami reaksi alergi yang berat, seperti sesak napas, pembengkakan (di bibir, mata, dan saluran napas), serta peningkatan lendir di saluran pernapasan, segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama terhadap reaksi alergi berat (anafilaksis) tersebut.

Adapun beberapa penanganan medis yang umumnya di berikan oleh dokter untuk meredakan gejala akibat alergi susu sapi (sesuai tingkat keparahannya) adalah sebagai berikut:

  • Pemberian obat antihistamin, untuk meredakan gejala akibat reaksi alergi.
  • Pemberian obat suntik epinephrine (adrenalin), untuk mengatasi reaksi anafilaksis.

Pencegahan Alergi Susu Sapi

Cara paling efektif dalam mencegah kambuhnya alergi susu sapi adalah menghindari susu sapi dan produk olahannya, seperti mentega, yoghurt, puding, kue, es krim, keju, bahan makanan yang mengandung laktosa atau laktat (coklat, permen, dan karamel), serta produk yang mengandung protein whey dan kasein lainnya.

Selain itu, jangan lupa untuk membaca komposisi setiap label produk kemasan sebelum mengonsumsi makanan atau minuman. Pada ibu menyusui, usahakan untuk memberikan ASI eksklusif tanpa penambahan susu formula atau minuman dan makanan lainnya selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.

Ibu menyusui sebaiknya menghentikan konsumsi susu sapi atau produk yang mengandung susu sapi jika bayi sudah terdiagnosis alergi susu sapi. Adapun beberapa hal lain yang bisa di lakukan untuk mencegah munculnya gejala alergi terhadap susu sapi adalah:

  • Membawa makanan atau bekal dari rumah agar lebih aman di konsumsi.
  • Jika membeli makanan, beri tahu penjual atau juru masak untuk tidak menambahkan produk yang mengandung susu sapi dan olahannya pada makanan.
  • Menghindari penggunaan alat masak atau alat makan yang sama dengan orang lain.
  • Memberitahu keluarga atau teman bila Anda atau anak Anda memiliki alergi susu sehingga mereka bisa membantu mencegahnya.
  • Bagi bayi yang mengonsumsi susu formula, orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan anjuran konsumsi susu formula hipoalergenik (produk yang telah di formulasikan sebisa mungkin untuk tidak menimbulkan reaksi alergi) atau susu yang berbahan dasar kedelai (soya) secara tepat.

Anda juga dapat langsung berkonsultasi dengan dokter mengenai penanganan dan pencegahan yang tepat terhadap alergi susu sapi. Dalam hal ini, Anda bisa memanfaatkan layanan Telekonsultasi dari Siloam Hospitals yang memungkinkan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter secara virtual dari mana dan kapan saja melalui aplikasi.

8 Manfaat Air Kelapa

8 Manfaaat Air Kelapa

8 Manfaat Air Kelapa

8 Manfaat Air Kelapa Manfaat air kelapa tidak hanya sebagai pelepas dahaga di saat cuaca panas, namun juga memiliki peran penting untuk menunjang kesehatan tubuh. Kandungan air kelapa, seperti antioksidan dan elektrolit, di ketahui dapat membantu mengatasi dehidrasi ringan dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Oleh sebab itu, khasiat air kelapa tidak hanya menjadi minuman yang menyegarkan, tetapi juga memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Mari simak ulasan lengkap tentang manfaat air kelapa untuk kesehatan tubuh di bawah ini.

Kandungan Air Kelapa

Manfaat air kelapa bagi tubuh di dukung dengan adanya kandungan nutrisi yang penting dan di butuhkan tubuh. Salah satunya adalah kandungan elektrolit yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia, berikut beberapa kandungan di dalam 100 gram air kelapa:

  • Air: 95.5 g
  • Karbohidrat: 3.8 g
  • Protein: 0.2 g
  • Kalium: 149 mg
  • Kalsium: 15 mg
  • Fosfor: 8 mg
  • Natrium: 1 mg
  • Vitamin C: 1 mg
  • Energi: 17 Kal

Manfaat Minum Air Kelapa untuk Kesehatan

Khasiat air kelapa memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Sejumlah manfaat minum air kelapa dapat di rasakan mulai dari mencegah dehidrasi sampai menurunkan tekanan darah tinggi. Berikut adalah beberapa manfaat air kelapa bagi tubuh:

1. Memenuhi Kebutuhan Cairan Tubuh

Manfaat air kelapa yang pertama berkaitan dengan tingginya kandungan air. Hal tersebut membuat air kelapa mampu membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan baik,  sehingga tubuh akan terhindar dari dehidrasi.

Tidak heran jika air kelapa muda sering diberikan kepada seseorang yang berisiko terkena dehidrasi, seperti penderita diare. Selain itu, air kelapa tentu lebih bermanfaat dan menyehatkan jika dibandingkan dengan minuman isotonik lainnya dengan kandungan gula tambahan dan perasa minuman.

2. Memenuhi Kebutuhan Elektrolit

Air kelapa mengandung elektrolit, yaitu mineral bermuatan ion yang terdapat dalam sel, jaringan, dan cairan tubuh. Elektrolit berperan dalam mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh serta menjaga keseimbangan kadar cairan tubuh.

Saat tubuh kehilangan elektrolit akibat aktivitas fisik atau kondisi tertentu seperti diare, muntah, atau dehidrasi, mengonsumsi air kelapa dapat membantu menggantikan elektrolit yang hilang dan memulihkan keseimbangan cairan tubuh.

3. Mencegah Penyakit Jantung

Manfaat Air Kelapa juga bermanfaat dalam mencegah risiko penyakit jantung. Pasalnya, air kelapa tidak mengandung kolesterol dan lemak yang merupakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung. Selain itu, tingginya kadar antioksidan pada air kelapa juga berperan penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi jantung.

4. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Dan dari 8 Manfaat air kelapa dapat diperoleh dari kandungan kaliumnya yang penting untuk kesehatan tubuh. Kalium adalah mineral yang membantu mengontrol tekanan darah normal dengan cara mengimbangi efek natrium yang cenderung meningkatkan tekanan darah pada tubuh.

Konsumsi air kelapa yang kaya akan kalium juga bermanfaat dalam merelaksasi pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan darah menjadi lebih terkontrol. Selain itu, manfaat kalium lainnya adalah untuk mengatur irama dan pompa jantung, mendukung aktivitas listrik saraf, mengendalikan kontraksi otot dan metabolisme sel, sekaligus menjaga keseimbangan elektrolit.

5. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Manfaat air kelapa bagi tubuh berikutnya adalah menjaga daya tahan tubuh tetap prima. Kandungan air kelapa, seperti Vitamin C, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit.

Selain itu, kandungan antioksidan alami yang terdapat pada air kelapa juga diketahui dapat mencegah risiko kanker. Antioksidan ini bekerja dengan cara melawan radikal bebas dalam tubuh yang dapat merusak sel-sel sehat dan menyebabkan perkembangan kanker.

6. Mencegah Penyakit Batu Ginjal

Rutin mengonsumsi air kelapa juga di ketahui dapat mencegah risiko penyakit batu ginjal. Penyakit ini terjadi ketika senyawa kimia dalam urine mengeras dan mengendap membentuk kristal di dalam ginjal.

Kandungan pada air kelapa bermanfaat untuk mencegah terjadinya penumpukan kristal pada ginjal (batu ginjal) maupun bagian lain di saluran kemih. Selain itu, air kelapa yang memiliki sifat diuretik alami pun dapat membantu meningkatkan produksi urine dan membersihkan saluran kencing, sehingga mencegah penumpukan kristal yang dapat membentuk batu ginjal.

7. Meningkatkan Stamina

Khasiat air kelapa juga dinilai mampu memberikan stamina. Hal ini di sebabkan karena kandungan karbohidrat pada air kelapa yang berbentuk gula alami. Dengan mengonsumsi air kelapa, karbohidrat dalam bentuk gula alami di dalamnya tersebut akan di pecah dan diubah menjadi glukosa.

Manfaat air kelapa yang satu ini menjadi alasan mengapa banyak atlet mengonsumsi air kelapa selama beraktivitas fisik, manfaaat Air Kelapa yakni untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga staminanya selama olahraga atau latihan fisik berlangsung.

8. Mencegah dan Mengatasi Sembelit

Penderita sembelit pun di sarankan untuk mengonsumsi air kelapa secara rutin hingga kondisinya membaik. Pada dasarnya, sembelit dapat di sebabkan oleh kurangnya cairan dalam tubuh. Di sisi lain, air kelapa adalah sumber cairan alami yang kaya akan kandungan air dan elektrolitnya.

Dengan meminum air kelapa, tubuh akan terhidrasi dengan baik, membantu melunakkan kotoran sehingga mudah di keluarkan, dan memperlancar pergerakan usus. Kandungan serat yang ada dalam air kelapa juga dapat membantu meningkatkan proses pencernaan sehingga bisa mencegah terjadinya sembelit.

Cara Konsumsi Air Kelapa yang Tepat

Bolehkah minum air kelapa setiap hari? Berdasarkan kandungan nutrisinya, air kelapa dapat menjadi pilihan minuman sehat jika di konsumsi dalam jumlah yang di rekomendasikan. Mengonsumsi air kelapa secara berlebihan dapat memberikan efek samping, seperti hiperkalemia. Selain itu, pastikan juga untuk memilih air kelapa segar dan alami tanpa tambahan gula. Hal tersebut di karenakan air kelapa sudah mengandung gula alami.

Demikian pembahasan mengenai manfaat air kelapa untuk kesehatan tubuh yang penting untuk di ketahui. Dari ulasan di atas, air kelapa dapat menjadi pilihan opsi minuman sehat untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Namun, pastikan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.